Wabup Ose Launching Program PEIB Atau BISEG Di Belu

Penandatanganan Berita Acara Komitmen Dukungan Pemerintah Daerah Kabupaten Belu oleh Wabup Ose Luan

Peluncuran program tersebut berlangsung di Aula Kantor Bappeda Belu ditandai dengan penandatanganan Berita Acara Komitmen Dukungan Pemerintah Daerah Kabupaten Belu oleh Wabup Ose dalam pelaksanaan program ini hingga tahun 2021.

“Program ini berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan”

Pembangunan Ekonomi Inkusif Berkelanjutan / PEIB adalah program yang berfokus pada Pembangunan Ekonomi Inklusif lokal didukung Uni Eropa dalam kemitraan dengan Humanity and Inclusion atau Handicap International Federation serta Perkumpulan Relawan CIS (Circle Imagine Society) Timor.

Program itu menekankan pada penguatan dan pemberdayaan kelompok terpinggirkan agar memiliki akses yang setara dalam proses pembangunan ekonomi di 6 Kabupaten dalam wilayah Provinsi NTT.

Enam Kabupaten tersebut diantaranya, Kabupaten Manggarai Barat, Sumba Barat Daya, Lembata, Alor, Rote Ndao dan Belu. Setelah acara peluncuran program di Manggarai Barat akan dilaksanakan kegiatan serupa di 5 Kabupaten lainnya.

Sesuai press release yang diterima media, anggaran untuk program ini adalah sebesar satu juta Euro, termasuk untuk operasional dan dukungan teknis lembaga HI di berbagai tingkatan, dengan kontribusi sebesar 75% dari Uni Eropa dan 25% dari HI.

Adapun durasi pelaksanaan program ini akan berlangsung selama 42 bulan atau 3,5 tahun terhitung sejak tanggal 1 Mei 2018–31 Oktober 2021, yang telah diawali dengan kegiatan-kegiatan internal dan koordinasi dengan pemangku kepentingan pendukung program.

Kemudian akan dilanjutkan dengan kegiatan-kegiatan yang melibatkan seluruh elemen pemangku kepentingan dan penerima manfaat dari program.

Tujuan program ini jelas Manager PEIB Yoris Bela untuk berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan melalui partisipasi Organisasi Masyarakat Sipil dalam pembangunan daerah yang inklusif dan merata di Provinsi NTT.

Karena itu program ini ingin mendorong dan memastikan partisipasi kelompok -kelompok masyarakat, termasuk kelompok marjinal, dalam proses pembangunan sosial dan ekonomi di daerah.

Selain itu tujuan program ini juga untuk mendorong pemerintah daerah dan kelompok rentan (marjinal?) melalui organisasi lokal di masing-masing kabupaten untuk bekerja bersama-sama demi kelompok-kelompok yang secara tradisional terpinggirkan.

Sehingga penerapan prosedur perencanaan partisipatif dapat berjalan dan melibatkan kelompok-kelompok masyarakat tersebut secara aktif untuk berkontribusi pada proses pembangunan ekonomi daerah.

Untuk diketahui kelompok sasaran utama program tersebut sebagai berikut, 18 Organisasi Perangkat Daerah (OPD), 18 CSO/Ormas yang mewakili kelompok rentan, 450 anggota kelompok rentan dari Ormas termasuk penyandang disabilitas dan perempuan.

Setidaknya 225 orang dari lembaga/dinas terkait dalam pembangunan ekonomi inklusif, 18 pengusaha lokal dan asosiasi pengusaha termasuk KADIN, 12 penyedia layanan ekonomi termasuk lembaga keuangan mikro dan asosiasi petani.

Jadi dalam implementasinya akan melibatkan berbagai unsur seperti pemerintah kabupaten dan desa, CSO, kelompok masyarakat rentan termasuk penyandang disabilitas, orang muda, lembaga keuangan, dan penyedia lapangan kerja.

Dengan program itu diharapkan orang muda dan kelompok rentan termasuk penyandang disabilitas dapat memiliki atau meningkat pendapatannya melalui usaha mandiri atau bekerja pada pihak lain.

“Sedangkan CSO dan Pemerintah diharapkan memiliki kemampuan dalam melakukan pendampingan dan replikasi terhadap program ini,” ujar dia.

Hadir pada acara peluncuran program PEIB Wakil Bupati Belu, Project Manager PEIB (Humanity and Inclusiaon), Kepala BP4D Belu, Pimpinan OPD terkait di Lingkup Pemkab Belu, perwakilan kelompok penyandang disabilitas, tokoh masyarakat, Oraganisasi Masyarakat Sipil / LSM di Belu, lembaga keuangan dan penyedia layanan public di Kabupaten Belu.

Sumber dari : Berita Online www.nttonlinenow.com

Share your love
Avatar photo
Alain Oematan
Articles: 22

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *