Romanus Laot, S.Ag ; Merespon Tahun Ekologi di Desa Tagawiti

Merespon Tahun Ekologi di Desa Tagawiti

 

Pak Romanus saat simulasi Modul Adaptasi perubahan Iklim bagi para instruktur pramuka dan manajemen sekolah

 

 

 

 

 

Romanus Laot, S.Ag, Lahir  09 – Agustus – 1973  (43 tahun) bekerja sebagai Guru Agama pada SMP Satap Holoriang dan berdomisili di Desa Tagawiti, Kecamatan Ile Ape Kabupaten Lembata Bapak Romanus, selain menjadi seorang guru agama bapak Romanus juga dipercayakan sebagai Wakil Kepala Sekolah Bagian Kurikulum, yang diutus untuk mengikuti Pelatihan Modul Adaptasi Perubahan Iklim bagi Pembina Pramuka bersama Pembina Pramuka Putra dan Putri yang diselenggarakan Oleh Plan Internasional Indonesia bersama Mitra CIS Timor dan didanai oleh Kementrian Lingkungan Hidup Jerman (BMUB) Program Adaptasi Perubahan Iklim Berbasis Pada Anak di 13 SMP/ SMA sederajat se Kecamatan Ile Ape dan Lebatukan Kabupaten Lembata Agustus 2016. Salah satu Rencana Tindak Lanjut dari pelatihan tersebut adalah penghijauan di Bukit Holoriang.

Kegiatan Penghijauan di bukit Holoriang Oleh siswa SMP Satap Holoriang kelas VIII sebanyak 48 siswa masing – masing menanam 2 batang pohon Reo di bukit pada bulan Desember 2016 di pimpin oleh bapak Romanus, sehingga 96 batang pohon Reo ditanam di sekitar Gua Maria Bukit Holoriang.

“Kalau Kita Saling Tunggu Maka Tidak Ada Pekerjaan yang Berjalan, Sehingga Saya Mengambil Inisiatif Untuk Bersama Siswa melakukan Penghijauan di Bukit” tukas bapak Romanus.

Penanaman 96 Batang Pohon Reo disekitar Gua Maria sebagai Implementasi Rencana Aksi ToT ©Pedjo Katu
Batang Pohon Reo yang bertahan dan mulai muncul tunas ©Pedjo Katu

 

 

 

 

 

 

 

Lanjutnya “Kalau tahun lalu hanya 2 pohon Reo saja yang berhasil tumbuh”, namun bapak Romanus tidak putus asa untuk terus melakukan penghijauan di bukit sekitar Gua Maria, yang menjadi tantangan bagi bapak romanus adalah warga masyarakat yang dengan sengaja mengikat kambing mereka pada pohon – pohon tersebut yang berkaibat bayak pohon yang kerdil dan akhirnya mati. “Saya sakit hati melilhat hal itu”kata Bapak Romanus.

Pohon Cendana yang dipagari menggunakan irigasi tetes dibuat dan dipelihara oleh anak sebelum sambut baru

Yang menjadi harapan dari penghijauan dibukit ini karena disini daerah tinggi sehingga pohon – pohon hijau dapat menangkap awan dan di kampung kita bisa menjadi fokus hujan dan kita tidak kekeringan lagi, karena secara letak geografis daerah Tanjung Lembata merupakan daerah Bayang – banyang hujan bukan daerah fokus hujan. Sampai dengan saat ini rencana lanjutannya siswa akan membuat irigasi tetes buat batang pohonn yang sudah mulai mengeluarkan tunas karena musim hujan sudah hampir selesai.

Bapak Romanus selain bekerja sebagai guru, beliau juga sebagai Seorang Dewan Stasi pada Gereja ST. Petrus Tobiwutung di Desa Tagawiti. Pada pelaksanaan kegiatan Climate Vulnerability and Capacity Analysis (CVCA) di Desa Tagawiti Kecamatan Ile Ape Bapak Romanus juga diundang selaku tokoh Agama. Setelah mengikuti kegiatan CVCA yang dilaksanakan Oleh Plan Internasional Indonesia bersama Mitra Cis Timor dan selain melakukan Aksi di Sekolah SMP Satap Holoriang, bapak Romanus juga mengajak Seluruh Umat dari 7 Lingkungan di seputaran Tanjung Lembata  untuk membuat Jebakan Air di Sekitar Gereja agar air hujan tidak semuanya mengalir ke Laut akan tetapi bisa terserap pada jebakan air dan bisa menambah persediaan air tanah sehingga lingkungan di sekitar Gereja bisa Hijau. Pengerjaan Jebakan Air ini dilaksanakan pada tanggal 22 Desember 2016 sebanyak 7 Jebakan air dengan panjang masing – masing 15 meter, lebar 60 cm, kedalaman 1 meter. Kemudian pada tanggal 28 januari 2017 dari sekolah SMP Satap kelas VII, VIII, IX melakukan perkunjungan sekaligus belajar dan praktek pembuatan jebakan air sebanyak 3 buah dengan ukuran yang sama sehingga total ada 10 jebakan air disekitar Gereja yang di inisiasi oleh bapak Romanus Laot selaku Dewan Stasi.

Pak Romanus menunjukkan Lubang Jebakan Air yang dibuat oleh Umat Stasi di lingkungan Gereja

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Bukan hanya itu saja tetapi Dewan Stasi (Romanus) memberi usulan dan disepakati bersama umat agar bagi Anak – anak yang mendaftar Sambut Baru di Gereja ST. Petrus Tobiwutung untuk penghijauan dengan Belajar Menanam dan Merawat 1 pohon sejak dini disekitar Gereja, pada tanggal 7 Februari 2017 total 46 anakan Cendana ditanam dengan metode irigasi tetes oleh 46 anak pendaftar sambut baru, semua rangkaian kegiatan dimulai dari pembuatan jebakan air dan penghijauan di gereja adalah bagian dari pembukaan Tahun Ekologi Gerejawi.

Bapak Romanus mengatakan“Kita tidak bisa memaksa semua masyarakat untuk melakukan hal ini, tapi kita bisa mengajak mereka dengan melalui sekolah dan gereja.

Kedepan akan banyak aksi – aksi karena dengan Tahun Ekologi ini otomatis seluruh kegiatan Gerejawi akan bersentuhan langsung dengan Pelestarian Lingkungan dan Alam.***

 

Pedjo Katu
Pedjo Katu : 

PO CIS Timor Program Child-Centerd Climate changeAdaptation (4CA)- PLAN International, Kecamatan Ile Ape Kabupaten Lembata

 

Share your love
Avatar photo
Alain Oematan
Articles: 20

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *