Bertani untuk penyelamatan Ekologi

Desa Tasain merupakan salah satu desa dari 9 Desa yang ada di Kecamatan Raimanuk, Kabupaten Belu, berbatasan antara, Kabupaten Timor Tengah Utara, dan Kabupaten Malaka, dengan Luas wilayah ±18,45 Km². Pada musim tanam pertama (MT1) petani memanfaatkan dataran rendah yang cukup luas, dengan menanam padi sawah tada hujan, dan sebagian kecil petani menanam jagung menggunakan lahan dataran tinggi. Sedangkan pada musim tanam kedua (MT2) petani memanfaatkan lahan dengan menanam hortikultura, dengan jenis tanaman Tomat, Col, Cabe, Semangka dan bahkan jagung, sebagian besar pola pertanian MT1 maupun MT2 menggunakan pupuk anorganik mengejar produksi yang tinggi.

Ibu Maria G.Funan sebelah kanan memakai baju hitam sedang memegang piring saat mengikuti pelatihan pembuatan pupuk organic Cair
Ibu Maria G.Funan  memakai baju hitam  saat mengikuti pelatihan pembuatan pupuk organik cair

Ibu Maria G. Funan Perempuan 54 tahun ibu dari 5 orang anak berdomisili di Dusun Naba, Desa Tasain, Kecamatan. Raimanuk, Kabupaten Belu, dengan pekerjaan sehari-hari merupakan petani seadanya karena tidak memiliki modal yang cukup untuk membeli pupuk dan pembasmi hama. Selain itu ibu Maria G. Funan juga mengolah lahan bersama petani yang memiliki modal dengan bagi hasil, walaupun tidak seberapa, sementara kebutuhan dalam keluarga juga sangat tinggi untuk membiayai 5 orang anak.

 

Program INCIDENT Yayasan CIS Timor Indonesia bersama CRS hadir di Desa Tasai dengan pertanian adaptip lingkungan dengan mempromosikan 8 teknologi pertanian, dimana polah tanam menggunakan olah lubang, jalur, bedeng, lalu pengendalian hama terpadu dengan PESNAB, sedangkan untuk nutrisi tanaman menggunakan pupuk organik Bokasi, pupuk kompos, dan Pupuk Cair organik.

 

Ibu Maria G.Funan sedang Menyiram tanaman tomat Sarvo menggunakan pupuk cair organik

Ibu Maria G Funan pertama kali mendengar polah pertanian yang di promosikan merasa berat, pesimis dengan kondisi tanah, yang sudah bertahun-tahun menggunakan pupuk kimia, namun berjalannya waktu mengikuti pelatihan pertanian bersama project INCIDENT Yayasan CIS Timor–CRS bahwa Pertanian organik untuk melestarikan dan mengembalikan unsur hara tanah yang rusak akibat penggunaan pupuk kimia yang berlebihan dan meningkatkan kesehatan tanah, tanaman, hewan, manusia, dan bumi sebagai satu kesatuan, menunjukkan bahwa kesehatan tiap individu dan komunitas tak dapat dipisahkan dari kesehatan ekosistem. Tanah yang sehat akan menghasilkan tanaman sehat yang dapat mendukung kesehatan hewan dan manusia. Kesehatan merupakan bagian yang tak terpisahkan dari sistem kehidupan. Hal ini tidak saja sekedar bebas dari penyakit, tetapi juga dengan memelihara kesejahteraan fisik, mental, sosial, dan ekologi. Dengan bermodal pengetahuan yang di dapat membuat pupuk organik padat, organik cair dan Pestisida Nabati menggunakan bahan alam sekitar kebun, tidak membutuhkan biaya dan cara olah tanam dengan menggunakan lubang menghemat air.

 

Desember 2023 Ibu Maria G.funan memulai bertani dengan pola organik, menggunakan olah lubang dengan jenis tanaman yang di budidaya 900 pohon tomat servo, di atas lahan dengan luas 480 m2. Pendampingan Field Officer Staf Yayasan CIS Timor selalu dilakukan pada masa perawatan, dengan perlakuan sistem pola organik. Pendampingan yang di berikan secara rutin mendapatkan hasil yang memuaskan. Ibu Maria G.Funan menyampaikan, Pada bulan februari 2024 tanaman tomat servo sudah bisa di buktikan, mulai berbuah, tetangga  di sekitar rumahpun selalu datang dan bertanya tentang tanaman kami (ini tanaman tomat semprot pakai obat apa) saya informasikan di mereka bahwa tanaman tomat ini saya menggunakan pupuk cair dan Pestisida Nabati dan juga Pupuk Kandang.

 

Ibu Maria G.Funan sedang memetik tanaman tomat Sarvo organik

Ada perbedaan yang dihasilkan dengan perawatan pola organik antara lain daun lebar hijau, buah lebat, walaupun di panen berulang kali, besar buahnya tetap sama. Ibu Maria G Funan menuturkan, ini pengalaman baru dan pertama kali menghasilkan buah yang lebih banyak. Tanaman tomat yang di hasilkan selain untuk konsumsi keluarga juga di jual dan permintaan pasar cukup tinggi. Pola pertanian yang kami lakukan suda mulai di replikasi oleh salah seorang petani di sekitar lahan yaitu Bapak Petrus.

Ibu Maria G Funan menyatakan dukungan penuh terhadap project INCIDENT karena ada dampak yang langsung di rasakan oleh kami petani ‘ada perubahan yang terjadi sebelum project harus membutuhkan modal yang besar untuk mendapatkan hasil tetapi sekarang tidak membutuhkan modal yang besar, yang penting memiliki niat yang kuat karena hanya menggunakan bahan-bahan alam di sekitar untuk mendapatkan hasil yang lebih baik.

Saat kunjungan Tim pemantau project 29 Februari 2024

 

Ibu Maria G Funan terus bertani dengan polah pertanian organik dan mempromosikanya kepada petani lain untuk melestarikan dan memperbaiki ekologi yang kian rusak akibat pola pertanian anorganik.

 

 

Share your love
Avatar photo
Alain Oematan
Articles: 22

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *