CIS Timor
Mesak Ga Rata adalah nama saya. Saya berusia 51 tahun, saat ini bersama keluarga kami tinggal di Desa Tada dan saat ini saya sudah menjadi anggota primer kemas proklim desa Tada.
Keterlibatan saya dalam program Kemas Proklim melalui keaktifan dalam menerima dan mengikuti alur program yang diberikan LSM dan kemas proklim. Jadi, saya bergabung setelah pihak Desa memasukkan nama saya sebagai anggota dalam proklim untuk dibantu dan setelah dikeluarkan SK Kepala Desa.
Yang mendorong saya untuk itu pada waktu itu adalah karena saya melihat bahwa program kemas proklim sepertinya bisa membawa manfaat untuk untuk kehidupan kami sebagai masyarakat dalam peningkatan kesejahteraan kami.
Yang saya ketahui tentang perubahan iklim waktu sebelum bergabung dengan program ini adalah terjadinya penurunan curah hujan yang kami alami tahun-tahun sebelumnya dan mengancam kehidupan kami sebagai petani.
Yang dilakukan pada saat awal bergabung, saya mencoba mendengarkan arahan-arahan atau penjelasan oleh proklim mengenai alur program dengan aturan dan kegiatan yang harus dilakukan dan dipatuhi. Selanjutnya selama setahun ini ternyata sudah banyak ilmu yang saya dapat. Contohnya, mendapat pengetahuan tentang cara-cara atau langkah-langkah dalam penanaman buah pepaya California karena hal ini baru bagi kami di Sabu, obat-obatan juga saya menjadi tahu banyak pilihan obat yang bisa membantu dalam proses di lahan, mengetahui jenis padi yang bisa beradaptasi dengan iklim kami di Sabu seperti padi (Gogo Rancah), mengetahui pembuatan biocant sehingga kami tidak hanya menggunakan humus dari hutan yang bisa merugikan pepohonan di hutan tapi bisa memproduksinya sendiri.
Selama setahun ini saya menilai kalau program ini bermanfaat terutama dengan adanya bibit padi Gogo Rancah karena iklim yang sangat berubah-ubah padi gogo bisa beradaptasi dan itu sangat membantu kami yang sering gagal panen karena cuaca yang ekstrim ini.
Dengan adanya program ini juga, saya mengetahui bahwa ada sebuah solusi yang mengatasi kekeringan pada sumur kami yaitu dengan adanya sumur resapan dan penanaman ubi ungu yang lubang tanamnya dirancang untuk bisa menangkap air hujan sehingga air hujan tidak terbuang percuma lewat penguapan atau mengalir ke laut dan tak terpakai.
Saat ini, saya makin percaya diri karena ada upaya dari program yang membantu mengatasi masalah terutama kegiatan konservasi air yang sedang dijalankan, salah satunya sumur resapan yang bisa mengatasi kekeringan pada sumur-sumur di desa kami yang kering disetiap musim kemarau. Padahal, sebelum mengetahui tentang teknik konservasi air saya mengira permasalahan kekeringan pada sumur-sumur saat musim kemarau di Desa ini tidak ada solusi untuk membantu teryata setelah bergabung sebagai salah satu anggota primer saya menjadi tahu bahwa ada suatu sistem yang bisa mempertahankan air tetap ada dalam sumur yaitu melalui teknik konservasi air.
Ke depan, rencana saya terutama di lahan proklim dimana saya mendapat bantuan untuk menanam pepaya California nantinya akan saya jual supaya membantu perekonomian di rumah.
Kekurangan curah hujan yang terjadi tahun ini yang akan mempengaruhi hasil panen dan ini menjadi tantangan bagi saya dan anggota lainnya. Tetapi saya yakin suatu saat nanti lewat sumur resapan dan lubang jebakan air yang ada, debit mata air di sumur-sumur kami tidak akan kurang lagi. Saran saya alangkah baiknya juga, program proklim membantu pengadaan sumur bor di kebun proklim di mana aktivitas musim kemarau bisa lebih ditingkatkan dan diperbanyak penanaman aneka sayuran.